Senin, 12 Desember 2011

GOR BEKASI

| More
Kaki-5 GOR Bekasi Ogah Pindah BEKASI (Pos Kota) – Pedagang Kaki-5 di yang berjualan di lingkungan Gedung Olahraga (GOR) Bekasi menolak dipindah. Pasalnya, mereka nantinya akan dikenakan sewa di lokasi baru Rp 9 juta/tahun.
Sewa tersebut, menurut pedagang, sangat memberatkan, apalagi pedagang Kaki-5 di lokasi tersebut hanya berjualan makanan dengan penghasilan pas-pasan. “Saya sih jelas nggak mau kalau di suruh pindah ke tempat baru. Bukan apa-apa, harga sewanya itu loh yang mahal banget. Jangankan untuk sewa tempat, bisa dapet untung sehari Rp 25 ribu aja sudah bagus untuk makan,” kata Alam, pedagang nasi goreng.
Selain itu, pedagang juga mengaku mereka tidak berjualan setiap hari. “Saya cuma jualan Sabtu-Minggu atau pas hari libur. Karena kalau hari biasa sepi. Makanya kalau pindah dan bayar Rp 9 juta/tahun, banyak ruginya. Lagian nyari uang segitu, buat pedagang kayak saya dari mana?” keluh Gani, pedagang ketoprak.
Saat ini untuk berjualan di GOR, pedagang hanya dikenakan retribusi Rp 1.500. “Bisa dibayangkan betapa mahalnya sewa tempat yang baru,” lanjutnya.
Soal pedagang yang dianggap mengganggu masyarakat dan atlet yang berolahraga, Gani mengatakan hanya mengada-ada. “Lah yang jualan kan cuma dipinggir. Yang mau olahraga sudah ada tempatnya, jadi nggak mengganggu. Justru setelah berolahraga pada nyari makan tuh. Berarti pedagang kayak saya sebenarnya dibutuhkan. Ini sih cuma alasan untuk ngusir dan diganti yang lain,” cetusnya.
Rencananya, Dinas Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar) Bekasi bakal merelokasi pedagang di GOR tersebut yang jumlahnya mencapai 101 pedagang. Alasannya, keberadaan pedagang sudah mengganggu masyarakat dan atlet yang berolahraga.
Kepala Disporbudpar Bakasi Alex Zulkarnaen mengatakan pedagang akan direlokasi di tempat khusus kuliner. “Kami terima banyak keluhan keberadaan pedagang sudah mengganggu aktifitas olahraga di GOR. Untuk itu perlu direlokasi agar GOR bisa tertata rapi,” katanya.
Saat ini, kata Alex, banyak sarana olahraga di GOR yang terbengkalai karena penggunaannya tidak teratur. “Apalagi kalau malam, malah dipakai untuk hal negatif. Untuk itu perlu ditata agar fungsinya kembali sebagai tempat olahraga dan bukan tempat kuliner,” paparnya.
Soal sewa, ia mengatakan nantinya akan dibicarakan lagi karena kemungkinan tempat kuliner sebagai relokasi pedagang akan dikelola pihak ketiga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar